Kamis, 29 Oktober 2009

Mensejahterakan masyarakat.....mudah diucapkan,tidak mudah untuk diimplementasikan.....

Sekilas info....

Kemarin pada saat pelaksanaan GCOS (general conference on open source) di shangrilla, sempat ngobrol dengan pak onno purbo, simbahnya RT RW Net, jadi saya hanya ingin sharing dengan teman-teman mengenai apa yg kami diskusikan.....

Yang pasti ketika saya cerita pertama kali tentang pemberdayaan masyarakat, beliau tersenyum dan menyalami saya, selamat ya....susahh....hehehehe....dan hehehehe, klo gag susah, pasti bukan ditugaskan ke mahasiswa S2...Ada beberapa point yg beliau sampaikan:

1. Jangan memberi ikan, tapi harus diberikan pancing

- Berikan ilmu, tetapi masyarakat yg harus melaksanakannya sendiri, sehingga sustainabilitynya lebih lama.

Ketika saya bercerita kepada beliau bahwa infrastruktur akan disediakan, sudah diprotes oleh beliau karena itu berarti sudah memberi ikan, dan ketika memberi ikan berarti mereka akan terus2an mengadahkan tangan...alias minta2.Jadi masyarakat harus digiring bahwa mereka memiliki kebutuhan, dimana kebutuhan tersebut salah satu solusinya dapat diperoleh dengan internet. So diperlukan soft skills untuk
a. dengarkan warga untuk mengetahui ada kebutuhan apa (need recognition), sayangnya krn mreka dsitu terus biasanya suka tidak paham apa kebutuhan diri sendiri :D
b. Setelah tahu ada kebutuhan, barulah kemudian digiring untuk melihat solusi2...
c. Setelah mengetahui ada solusi2 baru dicari solusi yg tepat
d. Laksanakan solusi
So kita adalah fasilitator......harus dekat dengan mereka, tetapi juga tidak terlalu dekat karena tidak memberi ikan, tetapi yg diberikan adalah ilmu atau informasi.....
So idenya adalah.....tidak semua infrastruktur diberikan, tetapi akan memanfaatkan masyarakat untuk pemasangan, atau jika diperlukan patungan beli alat.....otomatis, yg terjangkau....

2. Siapa yg akan melakukan??? tidak lain pasti pemuda....karang taruna...
Kumpulkan pemuda, ajak diskusi, giring untuk bergerak......hehehehe, sbenarnya sya jg g ada ide tentang hal ini, secara saya bukan pemuda, tapi pemudi, hehehehehe... nah pertanyaannya adalah sejak kapan kita akan memanfaatkan mereka? kita mulai dari sedini mungkin skrg? atau pada saat mendekati implementasi?? atau bagaimana??....kemudian bagaimana dengan masyarakat yg tdk memiliki karang taruna? didorong untuk punya karang taruna?

Smentara yg teringat itu dulu....akan disambung lain kali :)......smoga kita termasuk orang2 yg suka mendengarkan, sehingga solusi benar2 sesuai kebutuhan......bukan termasuk yg berangan-angan membuat program, tetapi ternyata sulit untuk diimplementasikan....

3 komentar:

  1. Cay, kalau menurutku pendekatan ke karang taruna itu mending dari sekarang, alasannya adalah karang taruna itu biasanya pemuda-pemudi daerah asli sana, sehingga kalau mereka yang melakukan pendekatan terhadap warga akan lebih dinamis apalagi jika sampai bantuin installasi infrastruktur lebih hebat lg tuh, dan setahuku setiap kelurahan itu memiliki Karang taruna sendiri-sendiri kok dan biasanya banyak juga anggotanya, dan hanya saja biasanya permasalahannya itu mereka itu kurang diberdayakan sehingga hanya muncul 1 tahun sekali yaitu pas 17-an saja hehe, tapi apabila ada program ini kan mereka bs diberdayakan lebih jauh lagi.

    BalasHapus
  2. Betul jar, di beberapa RW yg lain memang karang tarunanya cuma ada kegiatan tahunan saja. Khusus di RW ku, yg di RW 11 ada karang tarunanya, aktif, jadinya seneng...klo di RW 12 dan 15, tidak ada karang tarunanya :(.Oleh karena itu,ya...mungkin inilah saatnya untuk bkin karang taruna :D

    BalasHapus
  3. kalau di daerah saya, terutama rw 20, kebanyakan penduduk asli sudah tua, bahkan rumah-rumah yang ada cuma disewakan untuk kos-kosan/usaha lain. yang punya rumah gak tinggal di situ. artinya, banyak pendatang di daerah tsb, alias penghuni tidak tetap. kalau mahasiswa justru banyak di daerah tsb. cuma, kalau yang diberdayakan mahasiswa, mereka sifatnya temporer di sana, gak selamanya.

    BalasHapus